Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Autem asperiores, voluptates quia tempore iusto corrupti consectetur magni vitae sunt explicabo recusandae nesciunt fugiat soluta non unde a deserunt esse ut.

Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Cumque eveniet facere quae a, doloremque! Placeat explicabo vel enim?

Contact Now

Address

California, Road, TX 70240

Blog Detail

Gambar tidak ditemukan
Logo Vaskular Bandung oleh Admin tayang 28 Mei 2024, dibaca 2,473x
Bagikan:

Akses Cuci Darah untuk Dialisis

Dialisis ginjal merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan untuk membuang hasil metabolik atau kelebihan cairan tubuh dan memperbaiki asam basa tubuh. Dokter Subspesialis Bedah Vaskular dr Romzi Karim, Sp.B.Sub.Sp.BVE(K) di Santosa Hospital Bandung Central mengatakan dialisis ginjal dapat dilakukan pada penderita gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronis.

"Akses cuci darah untuk dialisis perlu, agar tenaga medis mudah melakukan proses hemodialisis," ujarnya, saat dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (6/10).

Akses cuci darah ialah akses vaskular/ pembuluh darah yang diperlukan untuk cuci darah. dr Romzi mengatakan, akses cuci darah ada yang sementara dan permanen.

"Akses hemodialisis sementara berupa tindakan pemasangan alat/ catheter double lumen (CDL) baik CDL temporer atau semi permanen," imbuhnya.

Akses hemodialis permanen dilakukan dengan cara penyambungan pembuluh darah vena ke arteri di atas pergelangan tangan atau siku.

"Akses CDL bisa langsung dapat digunakan, sedangkan akses AV Shunt dapat digunakan 4-6 minggu setelah kondisi mature. Kondisi AV Shunt mature bila memenuhi rule of 6, yaitu diameter 6mm, kedalaman kurang dari 6mm, dan 6 minggu pasca pembuatan AV Shunt," jelas dr Romzi.

Sebelum dilakukan cuci darah untuk dialisis, pasien akan dilakukan pemeriksaan. Diantaranya, menilai keadan umum pasien, berat badan , laboratorium darah rutin, natrium, kalium, ureum, kreatinin, screening hepatitis dan hiv.

"Jenis dialisis pun ada dua macam, yakni Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis. Hemodialisis ialah ginjal buatan atau dialyzer dengan filter khusus membersihkan darah," katanya.

Darah pasien mengalir dari titik akses dialisis (biasanya di lengan) ke dalam dialyzer. Perbedaannya dengan Peritoneal Dialisis, menggunakan lapisan di bagian dalam perut sebagai penyaring darah alami.

Gambar tidak ditemukan

dr Romzi menuturkan, cara akses cuci darah untuk dialisis darah di dalam tubuh akan dialirkan ke mesin hemodialisis kemudian setelah darah sudah bersih akan dimasukkan kembali ke dalam tubuh. Setelah dilakukan dialisis, Perawatan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan CDL di dalam tubuh dan menjaga CDL tidak terkontaminasi.

"Perawatan AV Shunt dengan rutin dapat melatih gerak tangan, sisi akses tangan tidak digunakan untuk angkat berat, ditensi, tertindih dan terjerat di bagian atas lengan," kata dr Romzi.

Akses cuci darah permanen atau yang biasa dikenal dengan sebutan cimino atau AV shunt atau AV fistula sebaiknya dibuat pada pasien gagal ginjal kronik stadium 4.

"Agar pada saat diperlukan cuci darah atau sudah stadium 5, akses hemodialis yang sudah dibuat sebelumnya dapat langsung dipakai," ujar dr Romzi.

dr Romzi mengatakan, untuk menjaga AV Shunt tetap baik disarankan untuk kontrol setiap 3 bulan sekali.

"Nanti akan diperiksa apakah ditemukan masalah pada aksesnya dan dicarikan solusi terbaik untuk mempertahankan akses vaskular tetap baik," katanya.

Sebagai informasi, layanan konsultasi akses hemodilisis di poli Bedah Vaskular pada hari Senin-Sabtu pukul 10.00 WIB -12.00 WIB.

 

Sumber: Tribun News Jabar

Logo doktervarisesbandung.id

Admin adalah seorang penulis berpengalaman di Dokter Varises Bandung, yang memiliki dedikasi tinggi untuk menyajikan informasi kesehatan terbaru dan terpercaya.

Chat dengan kami